5 Tip untuk Menurunkan Tingkat Risiko Kanker Paru-Paru | #LungCancerAwarenessMonth

By ICTS
April 3, 2024
5 Tips to Lower the Risk of Lung Cancer

Tahukah Anda bahwa putih adalah warna pita kesadaran kanker paru-paru (Lung Cancer Awareness)? Warna ini sebagai simbol dari karakteristik kanker paru-paru itu sendiri karena gejalanya seringkali tidak disadari.

November ini, dalam rangka bulan kesadaran kanker paru-paru, kami sajikan 5 tip yang bisa Anda dan keluarga terapkan untuk menurunkan risiko kanker paru-paru.

Mengidap kanker paru-paru: Seberapa besar kemungkinan saya berisiko mengidap kanker paru-paru?

Paparan asap tembakau adalah penyebab nomor #1 terjadinya kanker paru-paru. Semakin banyak rokok yang Anda hisap dan semakin lama Anda merokok, risiko terkena penyakit kanker paru-paru akan meningkat secara signifikan. Bahkan, dengan terpapar asap rokok (perokok pasif) pun dapat meningkatkan peluang Anda terkena kanker paru-paru. Meskipun ada orang yang tidak pernah merokok seumur hidup mereka, mereka tetap berisiko terkena kanker paru-paru, meskipun kemungkinannya lebih kecil dibandingkan perokok aktif maupun mantan perokok.

Bekerja di industri yang berhubungan dengan bahan kimia dan produk sampingannya, seperti misalnya pembuatan kapal, cat semprot, dan yang berhubungan dengan asbes, dapat meningkatkan risiko terkena kanker paru-paru. Obesitas juga berkaitan erat dengan tidak hanya kanker paru-paru, tetapi juga beberapa kanker lainnya karena lemak tubuh berlebih dapat meningkatkan kemungkinan untuk terkena kanker.

Apa saja langkah untuk menurunkan risiko terkena kanker paru-paru?

Ada beberapa langkah dan tip yang bisa Anda ikuti untuk menurunkan risiko kanker paru-paru. Kami telah mengumpulkan 5 tip yang dapat membantu mengurangi risiko Anda.

5 Tips to Lower the Risk of Lung Cancer

1. Jangan Merokok

Jika Anda adalah perokok aktif, usaha paling penting untuk Anda lakukan adalah berhenti merokok.

Keputusan untuk berhenti merokok, meskipun Anda sudah merokok selama bertahun-tahun atau bahkan puluhan tahun, masih menjadi cara terbaik untuk mencegah kanker paru-paru. Tembakau mengandung berbagai zat beracun seperti Nikotin (zat adiktif yang termasuk salah satu kandungan bahan kimia paling berbahaya dalam asap rokok), Hidrogen Sianida, Formaldehida, Timbal, Arsenik, Amonia, dan Benzena. Zat-zat ini tidak hanya dapat meningkatkan risiko kanker paru-paru, tetapi juga meningkatkan kemungkinan terkena penyakit pernapasan lainnya.

Dengan memilih untuk berhenti merokok sekarang, terlepas dari berapa lama dan berapa banyak Anda sudah merokok, risiko kanker paru-paru akan terus menurun seiring Anda bebas rokok setiap tahunnya. Penting juga bagi para perokok pasif untuk menghindari menghirup asap rokok. Beberapa tindakan yang dapat Anda lakukan adalah mencari area bebas asap rokok, seperti restoran, hotel, dan lain-lain. Mintalah keluarga dan teman Anda untuk tidak merokok di sekitar Anda, di rumah, atau bahkan di dalam mobil Anda.

2. Pahami Risiko Anda Ketika Bekerja di Industri dengan Bahaya Terpapar Bahan Kimia

Beberapa kasus kanker paru-paru diketahui berkaitan dengan paparan zat karsinogen di tempat kerja. Zat kimia berbahaya tersebut termasuk arsenik, asbes, nikel, radon, jelaga, dan polusi partikel seperti asap knalpot. Tergantung pada seberapa lama paparan industri dan jenis karsinogen yang ada, risiko seseorang terkena kanker paru-paru akan berbeda-beda.

Jika Anda bekerja di industri dengan paparan asap bahan kimia seperti galangan kapal, kereta api, pengecatan semprot, semikonduktor, dll., pastikan Anda dilengkapi dengan alat pelindung diri yang memadai dan pastikan melindungi tangan, kaki, dan wajah Anda dengan penutup saat bekerja. Selain itu, sebaiknya konsultasikan juga dengan dokter mengenai langkah-langkah untuk mencegah atau menurunkan risiko Anda terkena kanker paru-paru.

3. Obesitas

Obesitas dapat memicu terjadinya kanker paru-paru, dan sebenarnya semua jenis kanker, karena adanya lemak visceral (lemak yang terdapat pada perut) di tubuh Anda - lemak yang menyelimuti organ vital Anda, yang mana para ahli percaya bahwa hal ini disebabkan oleh peradangan. Sel lemak visceral yang besar dan berjumlah banyak ini membuat oksigen kesulitan mencapai seluruh bagian tubuh sehingga memicu peradangan.

Peradangan merupakan reaksi alami tubuh terhadap cedera dan penyakit. Contohnya, jika Anda mengalami luka sayatan yang dalam, area di sekitar luka tersebut akan membengkak dan terasa nyeri. Peradangan ringan ini membantu memperbaiki jaringan yang rusak dan mempercepat proses penyembuhan di sekitar luka. Namun, perlu diingat bahwa tidak semua peradangan itu baik.

Terutama peradangan jangka panjang yang ditimbulkan oleh lemak visceral yang tidak diinginkan dapat merusak tubuh Anda, sehingga dapat meningkatkan risiko kanker paru-paru atau kanker lainnya. Kanker muncul ketika sel-sel dalam tubuh membelah secara tidak terkendali, merusak sel-sel di sekitarnya dan menimbulkan penyakit. Semakin banyak sel yang bereplikasi dan membelah, semakin tinggi kemungkinan sesuatu yang tidak beres untuk terjadi, dan tumor pun akan terbentuk.

Melihat kembali faktor-faktor di atas, akan sangat penting bagi seseorang untuk menjalani dan menerapkan gaya hidup sehat karena obesitas meningkatkan risiko terhadap SEMUA JENIS kanker

4. Menerapkan Pola Hidup Sehat

Jika Anda ingin meningkatkan kesehatan paru-paru maupun tubuh secara keseluruhan, studi menunjukkan bahwa diet bergizi dan seimbang dapat membantu, sama seperti diet sehat untuk menjaga kesehatan tubuh secara keseluruhan. Pastikan bahwa konsumsi buah dan sayur dalam kualitas dan kuantitas terbaik masuk dalam diet Anda. Kebiasaan ini dapat membantu menjaga sistem kekebalan tubuh tetap kuat.

Olahraga atau aktivitas fisik terbukti dapat mengurangi ketegangan, meningkatkan suasana hati, mengurangi rasa letih, dan secara umum dapat meningkatkan kualitas hidup seseorang, terlebih bagi pasien kanker paru-paru dan kesehatan paru-paru secara umum. Bahkan, olahraga juga bermanfaat bagi siapa saja yang ingin meningkatkan gaya hidup mereka menjadi lebih baik.

Latihan ringan yang mengandalkan pernapasan dan keselarasan tubuh yang sempurna, seperti yoga dan tai-chi, dapat membantu melepaskan endorfin, yang dapat membantu menstabilkan suasana hati, meningkatkan kualitas tidur, dan mengurangi stres. Yoga, secara khusus, tidak hanya memperkuat sistem imun tubuh, tetapi juga membantu membangun fleksibilitas, mobilitas, dan kekuatan. Gerakan memutar dan duduk dalam yoga membantu detoksifikasi tubuh serta menyediakan teknik untuk melawan kecemasan dan stres.

Yoga juga dapat membantu mengatasi efek samping dari pengobatan kanker, seperti stres, kelelahan, dan konstipasi, karena membantu aliran oksigen dalam tubuh tetap lancar. Keuntungan lainnya adalah teknik pernapasan yoga dapat dilakukan di mana pun dan kapan pun. Anda bisa berlatih yoga sambil menjalani pengobatan, saat menunggu janji dokter, saat bekerja, atau di rumah. Manfaat dan tempat untuk berlatih yoga tidak terbatas.

Melalui yoga, Anda dapat merasakan peningkatan kesejahteraan karena fokus perhatian tertuju pada perpindahan dari satu pose ke pose lainnya yang memungkinkan Anda terhubung dengan aliran napas dan merasakan koneksi antara pikiran dan tubuh. Singkatnya, yoga adalah salah satu aktivitas fisik yang memberikan manfaat bagi tubuh dan pikiran.

5. Lakukan Skrining Paru-Paru

Periksa kesehatan paru-paru Anda, terutama jika Anda adalah perokok berat atau pernah merokok dan berhenti dalam 10 tahun terakhir, memiliki riwayat kanker paru-paru dalam keluarga, pernah menderita kanker paru-paru atau kanker lainnya, atau bekerja di industri dengan paparan asap bahan kimia.

Deteksi dini pada kanker paru-paru sangat penting karena semakin dini kanker ditemukan, semakin tinggi pula peluang kesembuhannya (hingga 80%). Deteksi dini memungkinkan pasien menjalani prosedur bedah toraks minimal invasif - yang berarti pemulihan lebih cepat & rawat inap lebih singkat.

Di ICTS, kami menyediakan layanan skrining dini pada kanker paru-paru dengan program Early CT-CDT Lung Screening. Program ini mencakup tes darah Early CDT Lung yang mana dapat mendeteksi zat autoantibodi yang terkait dengan kanker paru-paru serta CT Scan dosis rendah yang dipakai untuk menampilkan nodul paru-paru stadium awal dan mungkin terlalu kecil untuk dilihat dengan rontgen tradisional.

Pelajari lebih lanjut terkait Early CT-CDT Lung Screening di sini.

Kesimpulan

Walaupun penyakit ini dikenal dengan "penyakit perokok", faktanya banyak orang yang tidak sadar bahwa ada faktor risiko lain, seperti paparan zat berbahaya di tempat kerja hingga obesitas. Akibatnya, mereka seringkali lalai untuk melakukan pencegahan.

Tidak ada kata terlambat untuk memulai mengurangi faktor risiko dan menerapkan perubahan gaya hidup demi mencegah kanker paru-paru. Terlepas dari riwayat merokok, siapa pun juga bisa berupaya menurunkan risiko kanker paru-paru, tidak hanya bagi diri sendiri, tetapi juga untuk keluarga.

Postingan Serupa