Efusi pleura adalah kondisi penumpukkan cairan di rongga pleura, yaitu rongga antara paru-paru dan dada, sebagai akibat dari penyakit yang menghambat pergerakan paru-paru saat bernapas. Di antara paru-paru dan rongga dada, terdapat rongga pleura yang berisi sekitar 30 ml cairan (seperti cairan interstitial) yang diproduksi oleh pembuluh darah kapiler dalam jaringan di sekelilingnya. Cairan ini berfungsi sebagai pelumas antara rongga dada dan paru-paru saat terjadi pergerakan mekanis, misalnya saat bernapas. Biasanya, cairan ini dikeringkan oleh pembuluh kapiler limfatik agar tidak terlalu membebani kinerja paru-paru. Satu-satunya cara untuk mengatasi kondisi efusi pleura adalah dengan menjalani pengobatan Efusi Pleura oleh para dokter spesialis di Singapura yang berpengalaman menangani pasien dengan berbagai macam penyakit paru-paru.
Kondisi efusi pleura dibedakan ke dalam tiga jenis. Efusi pleural transudatif dan eksudatif adalah kondisi ketika terjadi kelebihan cairan, atau efusi limfa, yaitu di saat pembuluh limfa tidak mampu secara efektif mengurangi cairan di rongga pleura.
Efusi pleura transudatif terjadi karena adanya kebocoran cairan dari pembuluh kapiler yang disebabkan oleh peningkatan tekanan darah. Beberapa kondisi yang pemicunya adalah:
Efusi pleura eksudatif terjadi ketika sejumlah besar cairan molekul tidak dapat menembus dinding pembuluh kapiler, sehingga molekul keluar dari pembuluh kapiler melalui proses bernama osmosis. Beberapa kondisi yang dapat memicu efusi pleura eksudatif, di antaranya:
Efusi limfa terjadi ketika pembuluh limfa tidak dapat mengurangi cairan rongga pleura dengan baik sehingga mengakibatkan penumpukkan cairan di dalam paru-paru. Beberapa pemicunya termasuk:
Gejala efusi pleura sangat bergantung pada tingkat keparahan penyakitnya. Efusi yang masih kecil biasanya tidak serta-merta terdeteksi. Sedangkan, efusi yang lebih besar dapat menyebabkan rasa sakit dan tidak nyaman yang hanya bisa diatasi dengan menjalani pengobatan Efusi Pleura di Singapura. Beberapa gejalanya meliputi:
Dokter bedah secara teliti akan memasukkan jarum ke dalam tulang rusuk bagian atas untuk mengambil cairan di dalam. Langkah ini akan meringankan gejala dan membuat dokter dapat lebih cermat lagi dalam memahami penyebab utama dari efusi pleura yang terjadi.
Perbedaan tampilan dari cairan yang diambil akan menolong dokter bedah untuk mengkategorikan tipe efusi pleura yang sedang diderita oleh pasien.
Cairan transudatif: bening.
Cairan eksudatif: mengandung sel imun sehingga tampak keruh.
Cairan limfa dipenuhi dengan lemak sehingga tampak seperti susu.
Rontgen dada, CT scan, dan ultrasonografi dapat membantu diagnosis lanjutan serta memungkinkan dokter bedah memeriksa apakah terdapat penyakit lain, seperti tumor, di dalam paru-paru.
Metode pengobatan yang digunakan sangat bergantung pada kondisi penyebab efusi dan jika penyakit tersebut mengakibatkan gejala gangguan pernapasan yang parah, seperti sesak napas dan/atau susah bernapas.
Jika kondisi kesehatan yang memicu efusi adalah gagal jantung, diuretik atau obat gagal jantung lainnya akan dipakai untuk menangani gejala. Sedangkan, efusi ganas yang disebabkan oleh sel kanker akan membutuhkan terapi radiasi dan kemoterapi untuk mengatasinya. Jika faktor pemicu efusi adalah gangguan pernapasan, langkah-langkah yang sudah disebutkan di atas, seperti torakosentesis dan torakotomi (dengan pemasangan kateter pada rongga pleura di dada), dapat dilakukan untuk mengurangi cairan.
Terdapat dua pendekatan operasi.
Pertama adalah bedah toraks dengan bantuan video. Metode ini akan dilakukan dengan memberikan 2-3 lubang sayatan utama di dada yang diikuti dengan pengurangan cairan di dalamnya. Dalam beberapa kasus, prosedur biopsi atau pleurodesis diperlukan dan bisa dilakukan dengan bubuk talc. Terakhir, kateter dimasukkan ke dalam sayatan untuk mengurangi cairan di dalam.
Kedua adalah torakotomi tradisional, yaitu melalui sayatan pada dinding dada. Hal ini dilakukan jika terjadi infeksi serius atau perlengketan pasca operasi. Metode ini akan diikuti dengan pemasangan kateter pada dada untuk mengurangi cairan.
Di ICTS, prosedur dengan invasif minimal lebih disarankan. Namun, semua opsi akan didiskusikan bersama pasien selama tahap konsultasi.