Kata "pneumo" berarti udara sedangkan "thorax" adalah dada. Seperti artinya, pneumotoraks (pneumothorax) adalah istilah medis untuk kondisi paru-paru yang mengempis atau kolaps karena udara dapat menembus/bocor sampai rongga pleura (rongga antara paru-paru dan rongga dada).
Pneumotoraks traumatik dapat muncul sebagai akibat dari insiden traumatis, seperti kecelakaan motor, tabrakan saat berolahraga, patah tulang rusuk, tertembak peluru atau tusukan pisau di dada, prosedur medis seperti CPR atau biopsi yang dapat mencederai paru-paru, serta perubahan tekanan udara di sekitar seperti yang umum dialami para penyelam (scuba diving).
Bentuk pneumotoraks paling umum yang bisa muncul tanpa sebab disebut Pneumotoraks Spontan.
Faktor kemunculannya bisa dikategorikan ke dalam dua jenis:
Gejala pneumotoraks bervariasi antara ringan sampai mengancam nyawa. Gejala ringan biasanya tidak langsung terdeteksi. Beberapa gejala umum termasuk di antaranya:
Metode ini biasa dipakai untuk mendapatkan hasil diagnosis. Metode ini memungkinkan dokter untuk tahu cakupan dan tingkat keparahan penyakitnya.
Untuk memeriksa kondisi mendasar dari paru-paru yang mungkin dialami oleh pasien. Metode ini juga menolong dokter untuk memeriksa kondisi paru-paru pasien yang sehat.
Dipakai untuk menilai tingkat keparahan dan untuk membantu pemasangan selang dada/kateter selama proses pengobatan.
Bagi pasien yang mengalami pneumotoraks spontan primer minor, dokter akan menyarankan untuk dilakukan observasi ketat terhadap kondisi pasien. Kondisi tersebut biasanya akan sembuh dalam 24-48 jam pertama. Dalam beberapa kasus, pasien mengalami penurunan kadar oksigen di paru-paru, atau disebut hipoksia.
Sebuah metode menusukkan jarum berlubang ke dalam rongga pleura yang diikuti dengan pemasangan selang dada/kateter untuk mengeluarkan udara sehingga paru-paru dapat mengembang dan pulih.
Tindakan operasi akan dianjurkan bagi pasien yang mengalami insiden pneumotoraks spontan lebih dari satu kali atau terdapat sejumlah besar udara yang terperangkap di dalam rongga pleura dan menghalangi paru-paru untuk berkembang. Pada kasus tertentu, jenis pekerjaan dan gaya hidup bisa menjadi indikasi untuk dilakukan pembedahan.
Operasi dilakukan dengan teknik bedah torakoskopi dengan bantuan video (VATS) melalui 2-3 sayatan invasif minimal yang disertai tindakan bulektomi dan pleurodesis [penyatuan pleura] untuk mencegah penyakit ini kambuh lagi. Pasien biasanya sudah bisa pulang setelah 2-3 hari pasca operasi.